Selasa, 28 Agustus 2018

KISAH CINTA KELUARGA IBRAHIM

Sumber gambar klik disini
 


Hallo gaes, kali ini aku pengin coretanku bernuansa Islami, materinya aku dapatkan dari kajian bersama Ustadzah Tika Faiza, S.Psi, sedikit info ya gaes beliau adalah alumni PPMi Asma Amanina dan sekarang mendapat amanah menjadi musyrifah Rumah Qur'an Inspirasi. Tau gak sih kalian gaes beliau itu mendapat sebutan "motivator Qur'an" masyaalloh bukan?.

Oke, langsung aja ya kita masuk ke materinya.
Pada umur berapa tahun ya gaes Nabi Ibrabim AS dianugerahi putra? Yap benar sekali, umur 99 tahun. Coba gaes bayangin betapa lama penantian beliau menunggu kehadiran buah hati sampai seluruh rambutnya berubah menjadi putih, kulitnya keriput dan badannya sudah tidak lagi berdiri tegap. Tapi gaes, inilah rencana Allah yang begitu indah dan akan terus berlanjut dengan kisah-kisah yang tak kalah indah.

Betapa bahagianya Nabi Ibrahim AS meminang putranya yang sangat dinantikannya. Eh by the way, siapa ya putra Nabi Ibrahim AS? yap benar sekali, Nabi Ismail AS.

Pada suata waktu, Nabi Ibrahim membawa istri beserta putranya ke Mekah perjalanan start dari Palestina, mantap betul kan gaes mereka jalan kaki menempuh jarak yang amat jauh. Namun seketika Nabi Ibrahim AS putar arah, bukan melangkah ke arah Mekah melainkan pulang lagi ke Palestina. Istrinya (Bunda Hajar) memanggilnya namun tak dihiraukan oleh Nabi Ibrahim AS. (Kita rehat dulu ya gaes, coba bayangkan bagaimana perasaan Bunda Hajar, ditinggal suami tercinta, ditempat gersang tidak ada air setetes pun, bagimana beliau akan mengasih minum kepada bayi merahnya, Ismail AS?,)

Bunda Hajar masih berusaha memanggil suaminya walaupun bayangannya semakin menjauh. " Wahai Ibrahim, kenapa Kau tinggalkan kami? ", namun Nabi Ibrahim tetap saja tidak merespon pertanyaanya, kemudian Bunda Hajar merubah pertanyaanya " Wahai Ibrahim, meninggalkan kami disini apakah perintah dari Allah?", Nabi Ibrahim menjawab "Iya" sambil melanjutkan langkahnya menuju Palestina.

Bagaimana respon Bunda Hajar, apakah dia bertanya-tanya lagi atau bahkan membrontak?. Tidak gaes, Bunda Hajar adalah wanita bijak, ia meng'iya'kan apa yang terjadi pada diri dan putranya, karena beliau paham ini adalah perintah Allah dan yakin bahwa Allah tidak akan menelantarkan hamba-Nya.

Begitu pula dengan Nabi Ibrahim, hati ayah mana yang tidak bergejolak meninggalkan istri dan anak tercinta, langkah Nabi Ibrahim AS semakin menjauh, ditemani tangis dan sedih tentunya. Tapi gaes, Nabi Ibrahim gak seperti kita yang ditinggal pergi kekasih aja galaunya minta ampun sampai gak mau makan (padahal laper banget :D, haha iya kan?) Nabi Ibrahim AS  DAN Bunda Hajar adalah pasangan yang cerdas, menanamkan cinta atas logika hati bukan logika pikiran (begitu kata Ustadzah Tika Faiza). Keduanya menanamkan cinta kepada sang Pencipta di atas cinta kepada selainya, cinta pertamanya diberikan kepada Allah SWT maka cintanya untuk manusia tidak pernah berujung menyakiti.

Oke gaes, apakah hanya sampai disini saja cobaan cinta Nabi Ibrahim dan keluarganya?
Temukan jawabannya di episode berikutnya, hehe. Insyaalloh akan dipublikasikan di blog yang sama.

Terimakasih sudah menyempatkan mengunjungi blog ini, teman-teman yang mau memberi saran atau request materi boleh kirim pesan ke aku ya di ernaazzam1212@gmail.com

Oke gaes sampai jumpa di episode berikutnya.

Wassalamu'alaikum Wr Wb

Yogyakarta, 29 Agustus 2018
Erna Tokk^^

Selasa, 24 Juli 2018

Rumah Cahaya, Asma Amanina (CerBung)



Menerobos Lampu Jalan

Related image

Sumber gambar klik disini

Aku rasa semua pengendara jalan Ringroud Utara melesat dengan kecepatan mendekati garis maksimal, kecuali aku. Lampu penerang jalan telah nyala menandakan hari semakin malam, kolaborasi suara klakson motor beradu dengan lantunan adzan Maghrib berhasil membuat jantungku berdegup tak beraturan. Kali ini aku harus melaju lebih kencang dan sesekali mengintip kaca spion untuk memberi jalan ketika pengendara lain akan mendahuluiku, terasa motorku akan terseret terbawa angin yang mengikuti motornya.

Gelisah dan gugup yang tidak terkendali membuatku tidak sadar jika gapura menuju Jalan Tasura telah terlewati, ini tandanya aku harus mencari jalan putar balik
, tetapi ini cukup memakan banyak waktu, dan akhirnya aku putuskan untuk melewati tepi-tepi jalan Ringroud Utara, terlihat sangat bodoh memang karena aku harus melawan arus.. hehe.

Tepat di depan gerbang Asma Amanina mesin motor aku matikan, ini sebagian adab sopan santun yang diajarkan di pondok kami. Aku tuntun sepeda motorku melewati lorong parkiran Asma, kucepatkan derap langkah tetapi jangan keluarkan bunyi, karena aku tahu sore ini aku benar-benar terlambat. Tetapi aku harus bersyukur, aku beruntung, terdengar lantunan merdu surah al-Bayyinah dari seorang imam shalat Maghrib, ini tandanya teman-teman dan Ammah Musrifah (Pemandu) sedang sholat, aku segera berlari ke kamar mencari keadaan aman sebelum ada mata yang melihat aku terlambat…. Hehe.
Yess.. gua lolos





24 Juli 2018
Sore menjelang Ashar dalam kedamaian Rumah Cahaya

Erna Tokk

Minggu, 20 Mei 2018

Metode Jitu Pembelajaran IPS SD



Model Pembelajaran Kooperatif  Tipe Make a Match sebagai  Metode Jitu Tingkatkan Kualitas Pembelajaran IPS SD/MI


Model Pembelajaran Kooperatif  Tipe Make a Match sebagai  Metode Jitu Tingkatkan Kualitas Pembelajaran IPS SD/MI
A.    Latar Belakang Penelitian
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar yang bertujuan menciptakan perubahan ke arah yang lebih baik dan bersifat relatif menetap. Pada sekolah tingkat dasra pembelajaran bertujuan untuk memberikan bekal di jenjang berikutnya. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Nasional Pendidikan Dasar dan Menengah khususnya tingkat SD/MI menyebutkan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah memuat pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, IPA, IPS, seni dan budaya, pendidikan jasmani, dan olahraga, keterampilan/kejuruan dan muatan lokal.
Pembelajaran IPS SD diharapkan mampu membangun pengetahuan dan pengalaman siswa dalam hidup bermasyarakat. Hal ini berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai dalam pembelajaran IPS SD yaitu memberikan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan menganalisis keadaan sosial di masyarakat. Dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan proses pembelajaran yang membuat siswa mudah memahami materi.
Pada kenyataanya banyak guru yang belum mampu menciptakan kelas yang aktif dan menyenangkan, khususnya pada mata pelajaran IPS. Dalam memberikan materi pembelajaran masih banyak yang menggunakan metode ceramah sehingga siswa merasa bosan dan tidak tertarik untuk mengikutinya. Sehingga diperlukan model pembelajaran yang mampu melibatkan siswa secara aktif dari segala aspek, baik dari segi afektif, kognitif, maupun psikomotorik, sehingga hasil pembelajaran akan optimal.
Uraian di atas menjadi latar belakang penelitian guna menemukan metode pembelajaran yang tepat dalam mata pelajaran IPS SD/MI dengan harapan tercapainya tujuan pembelajaran dengan memberikan pemahaman, motivasi, dan  penanaman nilai moral dalam diri siswa yang berguna di kehidupan sehari-hari dan sebagai bekal di masa depan.
B.     Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukkan oleh Sophia Rachma Qurrota pada bulan Februari sampai Maret 2016 di SD Negeri Demakijo 1 Sleman Yogyakarta pada siswa kelas IVA. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Model pembelajaran yang digunakan yaitu kooperatif tipe Make a Match, model pembelajaran ini bertujuan untuk mempermudah siswa mendalami materi, menggali materi, dan proses belajar yang menyenangkan. Penelitian diaksanakan di dalam kelas yaitu dengan membagi siswa menjadi 6 kelompok dengan tingkatan kelas heterogen. Sebelum pembelajarn dimulai guru menyiapkan potongan kertas berisi pertanyaan dan jawaban mengenai materi sebelumnya, bagi siswa yang mendapat kertas jawaban harus mencari kertas soal yang dipegang oleh temannya, begitu pula siswa yang mendapat kertas soal harus mencari kertas jawaban yang dipegang oleh temannya. Bagi siswa yang berhasil mencocokan soal dan jawaban sebelum waktu yang ditentukan habis maka mereka mendapat point. Kemudian guru memanggil beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil mencocokan soal dan jawaban.
Model penelitian yang digunakan yaitu Kemmis dan Mc Taggart atau biasa disebut dengan model spiral. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes dan non tes. Metode tes menggunakan soal pilihan ganda, sedangkan metode non tes dilakukan dengan cara melakukan observasi untuk mengamati implementasi guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif dan kualitatif yang mengacu pada instrument penelitian yaitu soal tes dan lembar observasi. Analisis data kuantitaif diperoleh dari hasil tes siswa, menghasilkan data nilai rata-rata dan presentase kelulusan. Sedangkan analisis data kualitatif yaitu dengan cara melakukan observasi atau pengamatan. Hasil belajar siswa dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Nilai=
Jumlah Jawaban yang Benar
X 100
Jumlah soal
Sedangkan cara menghitung presentase keberhasilan belajar menggunakan rumus sebagai berikut:
P=
F
X 100%
N
          Keterangan:
          P= presentase
          f= frekuensi
          N= banyaknya individu
C.  Hasil Penelitian
               Hasil penelitian ditinjau dari beberapa siklus pembelajaran, yaitu pra tindakan, siklus I pertemuan pertama, siklus I pertemuan kedua, siklus II pertemuan pertama, dan siklus II pertemuan kedua, sebagaimana yang tertera dalam table berikut ini:
Siklus
Jumlah Siswa yang Lulus
Presentase Kelulusan
Nilai rata-rata
Pra tindakan
9
27.23 %
66.06
Siklus I pertemuan pertama
19
57.58 %
73.63
Siklus I pertemuan kedua
24
72. 27 %
78.79
Siklus II pertemuan pertama
29
87.88 %
85.15
siklus II pertemuan kedua
30
90.90 %
86.36
           
            Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa dengan metode kooperatif model make a match terjadi peningkatan hasil belajar, khususnya pada mata pelajaran IPS SD. Siswa belajar lebih aktif, mandiri,  mampu bekerja sama, dan mampu presentasi di depan temannya.
Banyak teori-teori yang mendasari dan mendukung penelitian ini, Cooper dan Henich (Nur Asma, 2006: 11) menyatakan bahwa pembelajaran dengan model kooperatif  merupakan proses pembelajaran dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok, semuanya bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dan saling bergantung serta bertanggung jawab satu sama lain.
John Dewey berpendapat bahwa pendidikan memerlukan teori demokrasi, yaitu kerja sama dalam pembelajaran. Siswa perlu dihadapkan pada suatu lingkungan untuk berinteraksi dengan kurikulum serta diberikan kesempatan untuk mendapat bagian dalam proses belajar, hal ini sesuai dengan model pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran dengan model kooperatif memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa, senada dengan Arends oleh Nur Asma (2006: 26) dalam peneitiannya mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif tidak memberikan dampak negative, melainkan memberi dampak positif, seperti meningkatkan hasil belajar siswa dan penyimpanan materi pelajaran yang lebih lama dalam otak siswa.
D.    Evaluasi
Penulis setuju dengan penelitian mengenai pembelajaran IPS SD/MI dengan model kooperatif tipe make a match sangat bermanfaat karena para pendidik khususnya guru SD mampu mengetahui model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik dari segi afektif, kognitif, maupun psikomotorik.
Penelitian sejenis ini perlu dilanjutkan kembali untuk memperbaiki dan menyempurnakan proses pembelajaran berikutnya, yang disesuaikan dengan keadaan siswa dan perkembangan zaman. Diharapkan menghasilakn model pembelajaran kooperatif yang mampu mencapai tujuan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa baik dari segi afektif, kognitif, maupun psikomotorik. Sehingga siswa mempunyai bekal untuk melanjutkan ke jenjang sekolah berikutnya.
Model pembelajaran kooperatif tipe make a match sangat layak untuk diterapkan di SD/MI khususnya mata pelajaran IPS. Mereka membutuhkan pembelajaran yang menyenangkan, tidak membosankan, dan mencapai hasil yang maksimal. Pembelajarn kooperatif merupakan proses yang sederhana namun memberikan banyak dampak positif, melatih siswa bekerja sama, meningkatkan keaktifan siswa, melatih tanggung jawab dan melatih berkomunikasi di depan umum.
Kompetensi Inti Kurikulum 2013 memuat aspek spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan, aspek tersebut dapat terwujud dengan model pembelajaran kooperatif. Misalnya dalam aspek sikap siswa dilatih bertanggung jawab dan peduli. Dalam aspek keterampilan, siswa dilatih untuk komunikatif, kolaboratif, mandiri, berfikir kritis, dan aktif. Pembelajaran yang aktif sangat dibutuhkan bagi siswa, sebagaimana pendapat Daryanto (2012: 249) pendidikan dasar yang paling baik yaitu pendidikan yang murid berperan aktif terlibat dalam kegiatan belajar bukan hanya mendengarkan yang dikatakan guru.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajarn yang tepat dilaksanakan di SD/MI khususnya mata pelajaran IPS, dapat diterapkan di kelas tinggi (kelas IV, V, VI) materi koperasi, ekonomi ASEAN, interaksi sosial, perubahan sosial budaya, keragaman di Indonesia dan materi lainnya.  Dengan metode pembelajaran yang baik diharapkan tujuan-tujuan pembelajaran dapat terwujud. Menciptakan siswa yang berkarakter, beradab sesuai nilai dan norma, berwawasan luas dan kebangsaan untuk Indonesia yang lebih baik dan mampu bersaing dipanggung dunia.
Sumber:
Daryanto, Model Pembelajaran Inovatif, (Yogyakarta: Gava Media), 2012.
Warsono, Pembelajaran Aktif: Teori dan Asesmen, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), 2013.
Sophia Rachma Qurrota, “Peningkatkan Kualitas Pembelajaran Ips Dengan Model Make A Match Di Kelas IV A Sdn Demakijo 1”,  Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. 20 (5), 2016.