Menerobos
Lampu Jalan
Sumber gambar klik disini
Aku
rasa semua pengendara jalan Ringroud Utara melesat dengan kecepatan mendekati
garis maksimal, kecuali aku. Lampu penerang jalan telah nyala menandakan hari
semakin malam, kolaborasi suara klakson motor beradu dengan lantunan adzan
Maghrib berhasil membuat jantungku berdegup tak beraturan. Kali ini aku harus
melaju lebih kencang dan sesekali mengintip kaca spion untuk memberi jalan
ketika pengendara lain akan mendahuluiku, terasa motorku akan terseret terbawa
angin yang mengikuti motornya.
Gelisah
dan gugup yang tidak terkendali membuatku tidak sadar jika gapura menuju Jalan
Tasura telah terlewati, ini tandanya aku harus mencari jalan putar balik
,
tetapi ini cukup memakan banyak waktu, dan akhirnya aku putuskan untuk melewati
tepi-tepi jalan Ringroud Utara, terlihat sangat bodoh memang karena aku harus
melawan arus.. hehe.
Tepat
di depan gerbang Asma Amanina mesin motor aku matikan, ini sebagian adab sopan
santun yang diajarkan di pondok kami. Aku tuntun sepeda motorku melewati lorong
parkiran Asma, kucepatkan derap langkah tetapi jangan keluarkan bunyi, karena
aku tahu sore ini aku benar-benar terlambat. Tetapi aku harus bersyukur, aku
beruntung, terdengar lantunan merdu surah al-Bayyinah dari seorang imam shalat
Maghrib, ini tandanya teman-teman dan Ammah Musrifah (Pemandu) sedang sholat,
aku segera berlari ke kamar mencari keadaan aman sebelum ada mata yang melihat
aku terlambat…. Hehe.
Yess..
gua lolos
24
Juli 2018
Sore
menjelang Ashar dalam kedamaian Rumah Cahaya
Erna
Tokk